Amalan di Hari Dua Raya

Berikut ini amalan pada malam Hari Raya (Idul Adha dan Idul Fitri), seperti disebut dalam kitab Kanzun Najah Was Surur, karya Syaikh Abdul Hamid Al Qudsi, dan riwayat dawuh Syaikh Abdul Karim Lirboyo (Mbah Manab) oleh Syaikhina KH.Maimoen Zubair.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: “من أحيا ليلة الفطر وليلة الأضحى لم يمت قلبه يوم تموت القلوب” رواه الطبراني في الكبير والأوسط.

Dari Ubadah Ibn Shomit r.a. Sungguh Rosulullah SAW bersabda: Barangsiapa menghidupkan malam Idul Fitri dan malam Idul Adlha, hatinya tidak akan mati, di hari matinya hati. (HR.Thobroni)

عن أبي أمامه رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : “من قام ليلتي العيدين محتسباً لم يمت قلبه يوم تموت القلوب”. وفي رواية “من أحيا” رواه ابن ماجه

Dari Abi Umamah r.a, dari Nabi SAW, bersabda: Barangsiapa menegakkan dua malam Hari Raya dengan hanya mengharap Allah, maka hatinya tidak akan mati pada hari matinya hati. (HR Ibnu Majah)

Bagaimana cara menghidupkan/menegakkan dua hari raya itu? 

Telah disebutkan oleh Syaikh Abdul Hamid Al Qudsi, dengan mengamalkan beberapa amalan:

1. Syaikh Al Hafni berkata: Ukuran minimal menghidupkan malam bisa dengan Sholat Isya’ berjama’ah dan meniatkan diri untuk jama’ah Sholat Shubuh pada besoknya. Atau memperbanyak sholat sunnah dan bacaan-bacaan dzikir.

2. Syaikh Al Wanna’i dalam risalahnya: Barangsiapa membaca istighfar seratus kali (100×) setelah Sholat Shubuh di pagi Hari Raya, maka akan dihapus dosa-dosanya di dalam buku catatannya, dan pada hari kiamat akan aman dari siksa.

3. Masih dari Syaikh Al Wanna’i : Barangsiapa membaca ,

سُبْحَانَ اللهِ  وٙبِحٙمْدِهٖ

100× pada hari raya, dan menghadiahkan pahalanya untuk ahli kubur, maka para ahli kubur berkata,”Wahai Dzat Yang Maha Penyayang, rahmatilah ia, dan jadikanlah ia ahli surga”.

4. Syaikh Al Fasyni berkata dalam Tuhfatul Ikhwan : Dari Sahabat Anas ra, dari Nabi SAW, dawuh (yang artinya): Hiasilah dua hari raya dengan tahlil, taqdis, tahmid dan takbir”. Nabi juga dawuh: Barangsiapa yang membaca:

سُبْحَانَ اللهِ  وٙبِحٙمْدِهٖ

300× dan ia menghadiahkan untuk muslimin yang sudah wafat, maka seribu cahaya akan masuk di setiap kuburan, dan Allah akan memasukkan seribu cahaya ke kuburnya jika ia meninggal.

5. Syaikh Az Zuhri berkata: Sahabat Anas r.a. berkata, Nabi SAW dawuh (yang artinya): Barangsiapa di dua hari raya mengucapkan:


لٙا اِلٰهٙ اِلٌٙا اللهُ وٙحْدٙهُ لٙا شٙرِيْكٙ لٙهُ، لٙهُ الْمُلْكُ وٙ لٙهُ الْحٙمْدُ يُحْيٖ وٙ يُمِيْتُ وِ هُوٙ حٙيٌٌ لَا يَمُوْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرِ. وَ هُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَديْرُ  


Sebanyak 400× sebelum Sholat ‘Ied, maka Allah SWT akan menikahkannya dengan 400 bidadari, seakan memerdekakan 400 budak, dan Allah SWT mewakilkan para malaikat untuk membangun kota-kota dan menanam pohon-pohon untuknya di hari kiamat.

Beliau Syaikh Az Zuhri berkata: “Aku tidak pernah meninggalkannya semenjak aku mendengarnya dari Sahabat Anas r.a. Dan Anas r.a. dahulu juga berkata: “Aku tidak pernah meninggalkannya semenjak aku mendengarnya dari Nabi SAW.”

Diriwayatkan dari Syaikhina Wa Murobbi Ruuhina KH.Maimoen Zubair, dari Syaikh Abdul Karim, pendiri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur, beliau berkata:

“Sak makendut-makendute santri ojo nganti ora ngurip-urip malem rioyo loro, kanthi sholat ba’diyah Isya’ rong rakaat ditambah sholat witir sak rakaat”.

Artinya: “Senakal-nakalnya santri jangan sampai tidak menghidupkan dua malam hari raya (Idul Fithri dan Idul Adha) dengan melaksanakan sholat sunah minimal dua rokaat setelah Isya’ dan satu rokaat.

Wallahu a'lamu bishowab
Readmore → Amalan di Hari Dua Raya

Sanad Minum kopi

Kopi adalah minuman yg berwarna hitam pekat namun mempunyai cita rasa yg berbeda dengan minuman minuman lainnya. kopi biasa kalo di daerah lubang buaya, condet, cililitan dan seluruh daerah lainnya yg ada dijakarta kita meminumnya sambil makan pisang dan aneka macam gorengan. dan kopi seiring waktu berjalan mulai banyak jenisnya dari rasanya, ada yg di campur dengan susu jadilah kopi susu, dan ada kopi yg dimix dengan susu dan choklat serta macam-macamnya.

Namun dari macam macam kopi kita harus tau asal muasal kopi dan khasiatnya, dikisahkan, setelah Syekh Ali Bin Umar as-Syadziliy diangkat menjadi wali quthb di zamannya, masyarakat ketika itu sering mengalami mushibcah dan ganghuan keamanan akibat gangguan jin dan manusia.

Sehingga pada suatu hari beliau bertemu dengan al-Khidhir dan al-Khidhir memberikan dua batang ranting puun al-Bun dan berkata; Wahai Ali Bin Umar, tanamlah puun ini nanti satu saat bebuah masaklah buahnya, maka kau akan selamat dari segala kejahatan jin dan manusia."

Penemu kopi tersebut, berbeda dengan Imam Abul Hasan as-Syadziliy pendiri Thoriqoh Syadziliyah (wafat tahun 656 Hijriyah) sebagaimana banyak disinyalir banyak informasi yang beredar di internet. Penisbahan nama as-Syadziliy lantaran beliau pernah 3 tahun belajar di Mesir dan mengambil baiat Thoriqoh as-Syadziliyah. Dan beliaulah orang pertama yang menyebarkan Thariqoh As-syadziliyah di Yaman.

Sedangkan menurut Imam Najmuddin al-Ghazziy Seorang pakar sejarah mencatatkan dalam kitab al-Kawakib as-Sairah Fi A'yan al-Miah al-A'syirah: bahwa Orang yang pertama kali menjadikan kebiasaan minum kopi sebagai minuman berkhasiat adalah syekh Abi Bakr Bin Abdullah al-Aidrus beliau bikin racikan kopi dari buah pohon Bun.

Dr al-Qabbaniy menyebutkan, pada awalnya kopi sudah dikenal di wilayah Habasyah (ethiofia) Afrika kemudian dibawa ke Yaman, Brazil dan Pulau Jawa Indonesia.

Terjadi diskusi panjang tentang hukum mengkonsumsi kopi, ada kelompok ulama yang mengharamkan di antaranya imam Ahmad as-Sunbathiy, Imam Ibn Sulthan al-Hanafiy dan lain-lain. Tetapi mayoritas ulama menghalalkannya. Hanta saja ada orang-orang yang punya penyakit tertentu dilarang minum kopi lantaran dapat membahayakan kesehatannya.

Pada suatu hari Sidi Ahmad Mahmud mendatangi rumah seorang wali Quthb bernama Sidi Al_Arabiy Bin Saih rahimahullah tokoh besar dalam thoriqoh tijaniyah yang juga merupakan guru beliau. Beliau disuguhkan kopi Bun, padahal beliau tidak pernah ngopi lantaran hukumnya masih diperdebatkan di kalangan ahli fiqh. Sidi al-Arabiy Bin Saih rahimahullah mengetahui hal itu dan berkata dalam sebuah syair:

إغنم أخي قهوتنا # وشربها ولونها
ولا تمل لعاذل # عن شربها ولو نهى

Bersenang-senanglah wahai saudaraku dengan kopi kami saat meminumnya dan cita rasanya. Jangan kau cendrung pendapat orang yang mencela peminum kopi sekalipun ia melarangnya.
Beliau pun sepontanitas menjawab dengan syair:

نعم نعم يا من علا # على السماك والسها

Iya, iya wahai orang yang punya reputasi tinggi di atas bintang Simak dan Suha.

Imam Abdul Ghoni bin Ismail an-Nablusy  (wafat tahun 1143 Hijriyah) mengatakan kehalalan kopi melalui dua bait syairnya:

قهوة البن حلال * قد نهى الناهون عنها
كيف تُدعى بحرام * وأنا أشرب منهـــــا

" Biji kopi itu halal, sungguh mereka para pelarang telah melarangnya
Bagaimana bisa mereka menyatakan hal itu haram sedangkan aku meminumnya”

Syekh Ali Bin umar as-Syadziliy rahimahullah membuat gubahan syair tentang kopi:

قَهْوَةُ الْبُنِّ يَا أَهْلَ الْغَرَامْ * سَاعَدَتْنِيْ عَلَى طَرْدِ الْمَنَامْ
وَ أَعَانَتْنِيْ بِعَوْنِ اللهِ عَلى * طَاعَةِ اللهِ وَ الْعَالَمُ نِيَامْ
قَافُهَا الْقُوْتُ وَ الْهَاءُ الْهُدَى * وَاوُهَا الْوُدُّ وَ الْهَاءُ هِيَامْ
لاَ تَلُوْمُوْنِيْ عَلَى شُرْبِيْ لَهَا * إِنَّهَا شُرْبُ سَادَاتٍ كِرَامٍ

Wahai orang-orang yang asyik dalam cinta sejati dengan-Nya, kopi membantuku mengusir kantuk. Dengan pertolongan Alloh, kopi menggiatkanku taat beribadah kepada-Nya di kala orang-orang sedang terlelap. [Qahwah (kopi)], qaf adalah quut (makanan), ha adalah hudaa (petunjuk), wawu adalah wud (cinta), dan ha adalah hiyam (pengusir kantuk). Janganlah kau mencelaku karena aku minum kopi, sebab kopi adalah minuman orang_orang yang mulia.

Suatu ketika as-Sayyid Ahmad bin Ali Bahr al-Qadimi jumpa dengan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dalam keadaan terjaga. Ia berkata kepada Nabi.: “Wahai Rasulullah, aku ingin mendengar hadits darimu secara langsung tanpa perantara.”

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab: “Aku akan memberikan kepadamu 3 hadits:

Pertama; " Selama bau biji kopi Bun masih tercium aromanya di mulut seseorang, maka selama itu pula malaikat akan beristighfar (memintakan ampun) untuknya."

Kedua; Siapa saja yang membawa Subhah (tasbeh) dia akan dicatat sebagai orang yang berdzikir baik ia sedang gunakan berdzikir atau tidak."

Ketiga:" Siapa saja yang menziarahi seorang wali baik yang masih hidup atau yang telah wafat, maka dirinya mendapat keutamaan pahala orang yang beribadah di setiap sudut bumi sampai dirinya terpotong-potong."

Al-Habib Abu Bakr Bin Abdullah al-Atthas berkata; Tempat kosong yang tidak ada penghuninya sangat disukai oleh jin, sedangkan yang sering dijadikan tempat ngopi jin tidak betah berada di situ.

Diriwayatkan bahwa ada seorang ulama bernama Sayyid Ahmad Alawiy Bajahdab yang terkenal dengan sebutan Wali ngopi, karena beliau jarang sekali makan makanan pokok beserta lauk pauk berupa daging, ikan, madu dan lain-lain. Yang sehari~hari beliau konsumsi hanya minum susu. Minum kopi sudah menjadi wiridan harian beliau dan bila beliau berpuasa cukup sahur dan berbuka dengan kurma dan kopi manis. Pantes dach, kalau beliau kepangku julukan Wali Ngopi.

Keutamaan minum kopi sangat banyak baik buat lelaki maupun wanita. Di antaranya minum kopi 4 gelas kecil sehari dapat mengobati kanker rahim.

Adapun dzikir yang dianjurkan oleh para ulama sebelum minum kopi selain membaca Bismillah dan sholawat adalah membaca Ya Qowiyyu 116 kali. Lantaran lafazh ( القهوة ) dalam hitungan hasabul jumal kabir berjumlah 116, cocok dengan bilangan hasabul jumal asmaul husna ( القوي ) dengan minum kopi ngambil berkah nama Allah al-Qowiy Yang Maha Kuat agar menjadi kuat beribadah dan beraktivitas.

Kebiasaan ulama sadah alawiyin (Habaib dari Hadramaut Yaman) sebelum minum kopi mereka membaca tartibul fatihah milik al-Habib Ahmad Bin Ahmad al-Muhdhar rahimahullah sebagai berikut;

الفاتحة لمشايخ القهوة البنية والسادة العلوية والصوفية وكل ولي وولية ومن شربها بنية ان الله يصلح الطوية ويقضي الحوائج الدينية والدنيوية بجاه خير البرية ان يسهل البنين والعوين ويقضي عنا الدين ويصلح ذات البين بجاه الحسن والحسين وعمران بن الحصين وخديجة زوجة سيد الكونين واللى حضرة النبي سيدنا محمد صلى الله عليه وآله وصحبه وسلم

Sanad Muttashil kepada Imam Abu Bakr Bin Abdullah al-Aidrus Radhiyallahu anhu, alFaqir riwayatkan sebagai berikut:

فهمي تماري عن الحاج رزقي ذو القرنين أصمت البتاوي عن العلامة المسند السيد عبد الرحمن الكتاني عن والده الحافظ السيد محمد عبد الحي بن عبد الكبير الكتاني الحسني عن المعمر السيد صافي الجفري المدني عن السيد طاهر المذكور عن السيد عبد الله بن أحمد بن عمر الهندواني عن أبيه عن السيد محمد بن أبي بكر الشلي باعلوي صاحب " المشرع الروي " وهو عن والده الإمام أبي بكر بن أحمد عن شيخه العارف بالله عمر بن عبد الله العيدروس عن صنوه وشيخه الشيخ محمد عن والده الشيخ العارف بالله أبي بكر ابن عبد الله العيدروس رضي الله عنه .

Demikianlah paparan tentang asal muasal kopi dan khasiatnya, sekarang anda bisa menikmati kopi dengan sanad yang bersambung sampai kepada pertama pembuat kopi selamat menikmati...


Oleh : Maulana Shibgotallah
Readmore → Sanad Minum kopi

10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah dan Kesunahan Amalan Di Dalamnya

Kanjeng Nabi Muhammad SAW bersabda :

روى البخاري رحمه الله عن ابن عباس رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام – يعني أيام العشر – قالوا : يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك بشيء

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, rahimahullah, dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah ?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun”.

وروى الإمام أحمد رحمه الله عن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام أعظم ولا احب إلى الله العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد

وروى ابن حبان رحمه الله في صحيحه عن جابر رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: أفضل الأيام يوم عرفة.

“Imam Ahmad, rahimahullah, meriwayatkan dari Umar Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid”.

MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN

1. Melaksanakan Ibadah Haji Dan Umrah

Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain : sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة

“Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga”.

2. Berpuasa Selama Hari-Hari Tersebut, Atau Pada Sebagiannya, Terutama Pada Hari Arafah.

Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi :

الصوم لي وأنا أجزي به ، انه ترك شهوته وطعامه وشرابه من أجلي

“Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku”.

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ما من عبد يصوم يوماً في سبيل الله ، إلا باعد الله بذلك اليوم وجهه عن النار سبعين خريف

“Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun”. [Hadits Muttafaqun ‘Alaih].

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah rahimahullah bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

صيام يوم عرفة أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والتي بعده .

“Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya”.

3. Takbir Dan Dzikir Pada Hari-Hari Tersebut.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala.

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

“…. dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan …”. [al-Hajj/22 : 28].

Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma.

فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد

“Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid”. [Hadits Riwayat Ahmad].

Imam Bukhari rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhuma keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya. Dan Ishaq, Rahimahullah, meriwayatkan dari fuqaha’, tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan :

الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر ولله الحمد

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah (Sembahan) Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah”.

Dianjurkan untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika berada di pasar, rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya. Sebagaimana firman Allah.

وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ

“Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu …”. [al-Baqarah/2 : 185].

4. Taubat Serta Meninggalkan Segala Maksiat Dan Dosa.

Sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah, dan keta’atan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah kepadanya.

Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

ان الله يغار وغيرة الله أن يأتي المرء ما حرم الله علي

“Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya” [Hadits Muttafaqun ‘Alaihi].

5. Banyak Beramal Shalih

Berupa ibadah sunat seperti : shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur’an, amar ma’ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipat gandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya.

6. Disyariatkan Pada Hari-Hari Itu Takbir Muthlaq

Yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied. Dan disyariatkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang dilaksanakan dengan berjama’ah ; bagi selain jama’ah haji dimulai dari sejak Fajar Hari Arafah dan bagi Jama’ah Haji dimulai sejak Dzhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari Tasyriq.

7. Berkurban Pada Hari Raya Qurban Dan Hari-Hari Tasyriq

Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, yakni ketika Allah Ta’ala menebus putranya dengan sembelihan yang agung. Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

وقد ثبت أن النبي صلى الله عليه وسلم ضحى بكبشين أملحين أقرنين ذبحهما بيده وسمى وكبّر ووضع رجله على صفاحهما

“Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu”. [Muttafaqun ‘Alaihi].

8. Dilarang Mencabut Atau Memotong Rambut Dan Kuku Bagi Orang Yang Hendak Berkurban

Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu ‘anha bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

إذا رأيتم هلال ذي الحجة وأراد أحدكم أن يضّحي فليمسك عن شعره وأظفاره

“Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya”.

Dalam riwayat lain :

فلا يأخذ من شعره ولا من أظفاره حتى يضحي

“Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau kukunya sehingga ia berkurban”.

Hal ini, mungkin, untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang menuntun hewan kurbannya. Firman Allah.

وَلا تَحْلِقُوا رُءُوسَكُمْ حَتَّى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّه

“….. dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan…”. [al-Baqarah/2 : 196].

Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang yang berkurban saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban. Dan diperbolehkan membasahi rambut serta menggosoknya, meskipun terdapat beberapa rambutnya yang rontok.

9. Melaksanakan Shalat Iedul Adha Dan Mendengarkan Khutbahnya

Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan sebagai hari keangkuhan dan kesombongan ; janganlah dijadikan kesempatan bermaksiat dan bergelimang dalam kemungkaran seperti ; nyanyi-nyanyian, main judi, mabuk-mabukan dan sejenisnya. Hal mana akan menyebabkan terhapusnya amal kebajikan yang dilakukan selama sepuluh hari.

10. Selain Hal-Hal Yang Telah Disebutkan Diatas

Hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan ; memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha memperoleh kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya.

Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya dan menunjuki kita kepada jalan yang lurus. Dan shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad, kepada keluarga dan para sahabatnya.

Oleh :Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin
Readmore → 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah dan Kesunahan Amalan Di Dalamnya

Pahala dan Keutamaan 10 hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Sahabat Ibnu Abbas ra meriwayatkan bahwasanya Rasulullah saw 

Hari 1 bulan Dzulhijah 
Adalah hari di mana Allah swt mengampuni dosanya Nabi Adam AS. Barang siapa berpuasa pada hari tersebut, Allaah swt akan mengampuni segala dosanya.

Hari 2 bulan Dzulhijah 
Adalah hari di mana Allaah swt mengabulkan doa Nabi Yunus AS dengan mengeluarkannya dari perut ikan. Barang siapa berpuasa pada hari itu seolah olah telah beribadah selama satu tahun penuh tanpa berbuat maksiat sekejap 

Hari 3 bulan Dzulhijah 
Adalah hari di mana Allah swt mengabulkan doa Nabi Zakaria. Barang siapa berpuasa pada hari itu, maka Allaah swt akan mengabulkan segala do’anya.

Hari 4 bulan Dzulhijah 
Adalah hari di mana Nabi Isa AS dilahirkan. Barang siapa berpuasa pada hari itu akan terhindar dari kesengsaraan dan kemiskinan.

Hari 5 bulan Dzulhijah 
Adalah hari di mana Nabi Musa AS dilahirkan, barang siapa berpuasa pada hari itu akan bebas dari kemunafikan dan adzab kubur.

Hari 6 bulan Dzulhijah
Adalah hari dimana Alloh swt membuka pintu kebajikan untuk Nabi-Nya, barang siapa berpuasa pada hari itu akan dipandang oleh Allaah swt dengan penuh Rahmat dan tidak akan diadzab.

Hari 7 bulan Dzulhijjah
Adalah hari ditutupnya pintu jahannam dan tidak akan dibuka sebelum hari kesepuluh lewat. Barang siapa berpuasa pada hari itu Allah swt akan menutup tiga puluh pintu kemelaratan dan kesukaran serta akan membuka tigapuluh pintu kesenangan dan kemudahan.

Hari 8 adalah hari Tarwiyah. 
Barang siapa berpuasa pada hari itu akan memperoleh pahala yang tidak diketahui besarnya kecuali oleh Allah swt.

Hari 9 adalah hari Arafah. 
Barang siapa berpuasa pada hari itu puasanya menjadi tebusan dosanya setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Hari 10 adalah hari Raya Iedul Qurban. Barang siapa menyembelih Qurban, maka pada tetesan pertama darah Qurban diampunkan dosa dosanya dan dosa anak-anak dan istrinya.

Adapun tentang hikmah dan pahala ibadah qurban bisa dilihat di sini

Wallahu a'lam bishowab.
Readmore → Pahala dan Keutamaan 10 hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Qunut Nazilah Lirboyo Untuk Palestina dan Syiria

Oleh: KH. Maftuh Basthul Birri (Pengasuh Madrasah Murottilil Qur’an [MMQ] Lirboyo Kediri)


اللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْفَرَجَ الْقَرِيْبَ وَالنَّصْرَ الْعَاجِلَ فِي إِخْوَانِنَا الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِيْ فَلسْطِيْنَ.

Ya Allah, sungguh Kami memohon kepada-Mu jalan keluar yang segera dan kemenangan yang cepat bagi saudara-saudara Kami yang lemah terjajah di Palestina.

اللّهُمَّ إِِنَّهُمْ مَّغْلُوْبُوْنَ فَانْصُرْهُمْ يَا نَاصِرَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ وَيَا وَلِيَّ الْمُؤْمِنِيْنَ.

Ya Allah, sungguh mereka telah terkalahkan, maka tolonglah mereka wahai Allah Penolong orang-orang lemah, wahai kekasih kaum mukminin.

اللّهُمَّ اهْدِمِ الْيَهُوْدَ الْغَاصِبِيْنَ الْمُعْتَدِيْنَ ٣x وَانْصُرْ إِخْوَانَنَا فِي فَلسْطِيْنَ عَلَيْهِمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اللّهُمَّ كُنْ لِإِخْوَانِنَا فِي فَلسْطِيْنَ وَفِي بِلَادِ شَامْ، كُنْ لَهُمْ وَلَا تَكُنْ عَلَيْهِمْ.

Ya Allah, robohkanlah kaum Yahudi yang mengghasab tanah Palestina yang telah melewati batas, 3x. Tolonglah saudara-saudara Kami di Palestina untuk mengalahkan mereka, wahai Tuhan semesta alam. Ya Allah, jadilah penolong saudara-saudara Kami di Palestina dan Syiria. Jadilah penolong mereka, tidak merugikan mereka.

اللّهُمَّ ءَامِنْ رَوْعَهُمْ وَارْحَمِ اسْتِبْدَادَ الْخَوْفِ فِي قُلُوْبِهِمْ. اللّهُمَّ عَافِ جَرْحَاهُمْ وَاشْفِ مَرْضَاهُمْ.

Ya Allah, amankanlah kegemetaran hati mereka, belaskasihilah dominasi rasa ketakutan di hati mereka. Ya Allah, sembuhkan luka-luka mereka dan sembuhkan orang-orang sakit mereka.

اللّهُمَّ ارْحَمْ أَنِيْنَ الصِّغَارِ وَبُكَاءَ النِّسَاءِ. اللّهُمَّ فَرِّجْ عَنْهُمْ عَاجِلاً غَيْرَ ءَاجِلٍ ٣x يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ.

Ya Allah, belaskasihilah rintihan anak-anak dan jerit tangis wanita-wanita mereka. Ya Allah, berilah jalan keluar bagi mereka dengan segera tanpa tertunda-tunda, 3x. Wahai Tuhan Pemilik Keagungan dan Kemuliaaan.

______
Readmore → Qunut Nazilah Lirboyo Untuk Palestina dan Syiria

Hal Yang Bikin Nyesek Dalam Hubungan Suami Isteri

(Disusun berdasarkan survey dan pengamatan, awas aja kalo ada yg ngira ini pengalaman) :v

- Versi Suami di Mata istri:

1. Melihat jempol suami masih sering nangkring di foto profil wanita. Padahal segala perawatan diri sudah dicoba. Dari krim malam, krim siang sampe krim soda 😁

2. Secara tersirat dituntut pintar masak. Sering diperlihatkan gambar dan resep masakan dari internet. Terbersit pertanyaan, ini sebenarnya mau membangun rumah tangga atau rumah makan?😁

3. Ngasih duit belanja seuprit, request masakannya selangit. Mungkin dikiranya istrinya kayak VOC, yg mana rempah-rempah gak dibeli, tinggal dijarah dari pribumi.😂😂

4. Sudah dimasakin banyak-banyak, eeh pulang-pulang ngakunya kenyang abis ditraktir teman atau ada acara kantor. Trus ini masakan mau diapain dong? dikotakin buat seminar?😁😂

5. Selalu harus hadir kalo ada ajakan nongkrong bareng teman-temannya. Seolah-olah kalo dia gak ada, bursa saham bergejolak, kurs rupiah anjlok 😂😂

6. Pakaian sudah disetrika dan diatur rapi-rapi di lemari, eeh doyannya ngambil susunan paling bawah. Maka berguguranlah susunan yg lain kayak gedung kena dinamit.😁😂

7. Hobi menggantung pakaian. Digantung sana, gantung sini, biasanya menumpuk dalam satu gantungan. Jangan-jangan di masa bujangan dulu hobinya menggantung perasaaan wanita.😂

8. Disuruh benerin atap bocor, kran rusak, atau masang paku di tembok, ntar-ntar mulu. Mau minta tolong ke tukang, dia juga gak mau. Istri turun tangan ngerjain sendiri, eeh dianya marah. Lantas mau suruh siapa dong? the avengers?😂

9. Kalo boncengan naik motor trus mampir ngisi bensin di SPBU, istri disuruh nunggu di pojokan. Istri yg kreatif sih biasanya selfie-selfie. Tapi kalo istri yg dongkolan cuma mematung sendirian. Tinggal dikasih gaun cantik, persis manekin di butik 😁😂

10. Disuruh jagain anak sebentar, sudah kayak kiamat kubro. Dikit-dikit panik nelpon, katanya anak nanyain emaknya melulu. Padahal si anak woles aja khusyuk nonton upin-ipin dan Pada Jaman Dahulu 😂😂

11. Pergi ke kantor bawa bekal pake tupperware, pulangnya hampa. Tupperware-nya ke manaaa..? *backsound lagu Separuh Jiwaku pergi*😁

12. Anak pas lagi lucu-lucunya maunya dimainin melulu. Giliran si anak ngeden dan mulai melepaskan toksin, perlahan-lahan disodorin ke emaknya.😂😂😂

13. Lambat mikir saat mengingat tanggal lahir anak, atau tanggal penting lainnya. Giliran masa subur istri, tetiba cepat koneksinya.😁😂😁

- Versi Istri di Mata Suami:

1. Sering menemukan komentar istri di sebuah lapak fesbuk dengan bunyi "kalo yg ini dengan total ongkirnya berapaan, sis?"😂😂😂

2. Niat surprise beliin istri hadiah, pas ngasih yg pertamakali ditanya malah harganya 😁😂

3. Nampak selalu stres melihat timbangan, padahal gak pernah nolak kalo suami ngajak makan-makan😁😁

4. Menawar barang dengan amat militan, seolah memperjuangkan nasib penduduk Indonesia 200 jutaan😂😂😂

5. Arisan di mana-mana, gak ketahuan kapan dapatnya, ee tiba-tiba sudah bubar aja.😂

6. Hape baru dicas sedikit karena ada keperluan urgen, eeh sudah dicabut berganti dengan hapenya😂

7. Ngomel-ngomel soal laju kendaraan saat dibonceng, tapi apa mereka mau diomelin soal rasa masakan saat lagi masak?😂

8. Kalo ditemenin belanja, suami menunggu sampe gondok tingkat dewa. Menunggu selesainya seolah menunggu Anggun jadi duta shampo lain 😂😂

9. Lagi di jalan mau pulang ke rumah, kadang ditelpon nitip belanja dengan "the power of pake duitmu dulu"

10. Good bye TV berita atau siaran sepakbola, kalo bersamaan saatnya drama Turki atau sinetron India.😂😁

11. Dandannya dua jam, di kondangan cuma 20 menit😁

12. Kehilangan duit lebih baik daripada kehilangan pensil alis

13. Ada tetangga ganti tivi baru dia komentarin, ada tetangga ganti mobil baru dia heboh, giliran ada tetangga ganti istri baru dia silent mode.😂😂

💑
Apapun itu, tetaplah saling menghargai dan mengisi.
Ibu memang madrasah bagi anak, tapi suami tetap kepala sekolahnya..
Ini postingan cuma buat lucu-lucuan, silahkan ditambahkan sesuai pengalaman, mohon jangan sensi dan baperan...

-Arham Rasyid-
Readmore → Hal Yang Bikin Nyesek Dalam Hubungan Suami Isteri

Benarkah Nabi Marah Kalau Agama Allah Dihina?

Beredar di medsos potongan gambar yang berisi keterangan sebagai berikut

‎كان صلى الله عليه وسلم لا يغضب لنفسه فإذا ا تنتهكت حرمات الله لم يقم لغضبه شيء

Diberi penjelasan bahwa ini ucapan Sayyid Thantawi, yang disarikan dari Hadits riwayat Hindun bin Abi Halah, yang dikeluarkan oleh Imam al-Thabarani dan Imam al-Tirmidzi.

Lantas teks Arabnya diberi terjemahan sebagai berikut:

"Nabi SAW tidak marah untuk kepentingan (pribadinya). Namun jika agama Allah dihina (ajaranNya dilanggar), maka tidak ada sesuatu apapun yang bisa tegak di hadapan kemarahan beliau."

Pernyataan lewat gambar dan video diviralkan untuk melegitimasi bahwa wajar orang Islam marah kalau ajaran agamanya dihina. Benarkah keterangan di atas? Mari kita ngaji bersama.

Pertama, terjemahan teks di atas cukup tendensius. Kalimat yang benar justru yang di dalam kurung "jika ajaranNya dilanggar", bukan "jika agama Allah dihina". Pengembangan makna (untuk tidak mengatakan terjemahan ini sudah dipelintir) ini yang bermasalah. Jadi terjemahan yang tepat adalah:

"Nabi SAW tidak marah untuk kepentingan (pribadinya). Namun jika ajaranNya dilanggar, maka tidak ada sesuatu apapun yang bisa tegak di hadapan kemarahan beliau."

Apa maksudnya? Kita akan jelaskan di bawah ini setelah membahas soal sumber kutipan teks di atas.

Kedua, teks ini diriwayatkan dari Hindun bin Abi Halah. Siapa beliau? Abi Halah adalah suami Siti Khadijah sebelum menikah dengan Rasulullah SAW. Jadi Hindun itu adalah anak tiri Nabi Muhammad. Sewaktu Siti Khadijah menikah dengan Nabiyullah, Hindun ini berusia remaja dan tinggal bersama Nabi Muhammad dan ibunda Siti Khadijah. Itulah sebabnya Hindun tahu persis seluk-beluk perilaku keseharian Nabi. Dalam riwayat panjang yang dikutip Sayyid Thantawi, seperti yang saya akan jelaskan di bawah, Sayyidina Hasan bertanya kepada pamannya, yaitu Hindun bin Abi Halah mengenai sosok sang Datuk.

Ketiga, entah mengapa yang diedarkan di atas adalah teks ucapan Sayyid Thantawi, mantan Grand Syekh al-Azhar dan Mufti Mesir, kok bukan teks Haditsnya langsung? Apa karena khawatir ada pertanyaan mengenai kesahihan status hadits dari Imam al-Thabarani dan Imam al-Tirmidzi? Maklum ada kecenderungan untuk menganggap seolah hanya Hadits dari Bukhari-Muslim saja yang sahih. Tentu tidak demikian.

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam at Tirmidzi dengan lengkap dalam kitab asy-Syama'il. Saya tidak menemukannya dalam kitab Sunan al-Tirmidzi. Kitab Syama'il ini berkisah tentang sosok Rasulullah SAW. Ini dalam konteks pembahasan mengenai adab atau etika, bukan berkenaan dengan hukum agama. Kita bisa bandingkan kitab Syama'il ini dengan kitab Adab al-Mufrad yang ditulis oleh Imam Bukhari, selain beliau menulis kitab Sahih Bukhari yang terkenal itu.

Riwayat lengkap penuturan mengenai akhlak Nabi ini juga dicantumkan oleh Ibn Katsir dalam kitab al Bidayah wan Nihayah (6/33). Sanad hadits ini disebutkan oleh al-Hakim dalam kitab al Mustadrak (3/640). Hadits itu juga dikeluarkan oleh Imam Thabarani dan Ibnu Asakir seperti yang terdapat dalam kitab Kanzul Ummal (4/32) dan oleh Baghawi dalam kitab al-Ishabah (3/611).

Saya kutipkan teks terkait untuk memahami konteks pernyataan Hindun bin Abi Halah:

‎‫لا يتكلم في غير حاجة، طويل السكوت، يفتتح الكلام ويختمه بأشداقه، يتكلم بجوامع الكلم، فصل لا فضول ولا تقصير، دمث ليس بالجافي ولا المهين، يعظم النعمة وإن دقت لا يذم منها شيئا ولا يمدحه، ولا يقوم لغضبه إذا تعرض للحق شيء حتى ينتصر له.‬

"Rasulullah SAW tidak berkata-kata kecuali seperlunya, beliau lebih sering diam. Beliau memulai dan menyudahi pembicaraan dengan sepenuhnya, dan tidak bicara dengan bibir saja. Perkataannya singkat tetapi mempunyai makna dan hikmah yang dalam. Tidak mencela dan tidak pula memuji dengan berlebihan. Tidak ada seorangpun yang bisa melawan kemarahannya jika kebenaran didustakan sehingga beliau memenangkan kebenaran itu."

‎‫وفي رواية: لا تغضبه الدنيا وما كان لها، فإذا تعرض للحق لم يعرفه أحد، ولم يقيم لغضبه شيء حتى ينتصر له، لا يغضب لنفسه ولا ينتصر لها، إذا أشار أشار بكفه كلها، وإذا تعجب قلبها، ‬

Dalam riwayat lain dikatakan, "Rasulullah SAW tidak marah disebabkan urusan duniawi, tetapi apabila kebenaran didustakan, beliau SAW akan marah tanpa ada seorangpun yang bisa tegak dihadapan kemarahan beliau, sehingga beliau memenangkan kebenaran itu baginya. Beliau tidak marah berkaitan dengan kepentingannya sendiri, dan tidak pernah memberikan hukuman karena dirinya sendiri. Apabila beliau menunjuk atau memberi isyarat ke arah sesuatu, beliau akan menunjuknya dengan seluruh telapak tangannya. Apabila beliau merasa takjub, beliau akan membalikan telapak tangannya."

Maka jelas konteks marahnya Rasul itu bukan karena soal dihina, tapi karena soal kebenaran yang dilanggar atau didustakan.

Sebenarnya teks senada juga tercantum dalam kitab Sahih Bukhari (hadits no 6288), Sahih Muslim (4294) dan Sunan Abi Dawud (4153).

Saya cantumkan teks dari Sahih Bukhari:

‎٦٢٨٨ - حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ مَا خُيِّرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَمْرَيْنِ إِلَّا اخْتَارَ أَيْسَرَهُمَا مَا لَمْ يَأْثَمْ فَإِذَا كَانَ الْإِثْمُ كَانَ أَبْعَدَهُمَا مِنْهُ وَاللَّهِ مَا انْتَقَمَ لِنَفْسِهِ فِي شَيْءٍ يُؤْتَى إِلَيْهِ قَطُّ حَتَّى تُنْتَهَكَ حُرُمَاتُ اللَّهِ فَيَنْتَقِمُ لِلَّهِ

"Rasul memilih perkara yg ringan jika ada dua pilihan selama tidak mengandung dosa. Jika mengandung dosa, Rasul akan menjauhinya. Demi Allah, beliau tidak pernah marah karena urusan pribadi, tapi jika ajaran Allah dilanggar maka beliau menjadi marah karena Allah (lillah)."

Jadi sekali lagi jelas bahwa ini konteksnya Rasulullah bukan marah karena agama Allah dihina. Tapi marah kalau kebenaran/ajaran Allah dinodai dengan cara melanggar atau mendustai ajaran Islam itu sendiri. Jadi marahnya Rasul itu semata karena Allah, bukan karena dendam pribadi apalagi karena urusan politik pilpres dan pilkada di TPS (tempat pemungutan suara).

Yang banyak terjadi sekarang ini lain lagi. Kita marah, terus kita --mengutip Gus Mus -- sok penting seakan-akan Allah juga ikutan marah. Emang siapa kita sih?!

Terus kita marah-marah dengan kutip sana-pelintir sini, biar disangka Allah ikutan marah juga. Kok teganya Nabi yang diutus untuk menyempurnakan akhlak dan Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang itu dianggap sedikit-sedikit marah, sedikit-sedikit terhina. Gak sampai segitunya kaliiiiii.

Bersabda Rasulullah SAW:

لَمَّا قَضَى اللهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابِهِ فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ اْلعَرْشِ : إِنَّ رَحْمَتِيْ غَلَبَتْ غَضَبِيْ

Tatkala Allah menciptakan makhluk-Nya, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas ‘Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari no. 7404 dan Muslim no. 2751)

Luar biasa kan: Kasih sayang Allah itu melebihi murkaNya!

Kalau kita terbalik: marahnya kita sampai ke ubun-ubun hingga lepas kontrol mengeluarkan kosa kata yang tidak pantas, dan marahnya terus berkepanjangan dari 2014 sampai 2019 --boro-boro kita mau belajar menahan amarah agar bisa menyayangi dan menebar rahmat untuk semesta. Duh, Gusti....

Tabik,

Nadirsyah Hosen
Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama Australia - New Zealand
Readmore → Benarkah Nabi Marah Kalau Agama Allah Dihina?

Ketika Orang Bodoh Berbicara

لِأَجْلِ الجُهَّالِ كَثُرَ الخِلَافُ بَيْنَ النَّاسِ
وَلوْ سَكَتَ مَنْ لَايَدْرِيْ لَقَلَّ الخِلَافُ بَيْنَ الخَلْقِ

"Karena orang-orang dungulah terjadi banyak kontroversi di antara manusia. 
Seandainya orang-orang yang bodoh berhenti bicara, niscaya berkuranglah pertentangan di antara sesama."
(Al Imam Al-Ghazali dalam kitab "Faishilut Tafriqah bainal Islâm wal Zindiqah")

Kebodohan memang seyogianya melahirkan semangat untuk belajar dan menahan diri mengomentari segala hal. Ketika mereka secara leluasa turut berbicara apa pun yang ada di sekelilingnya, saat itulah sebuah malapetaka bisa terjadi.

Di era dunia maya yang amat demokratis ini, semua orang punya kesempatan sama untuk mengungkapkan apa yang ada di benaknya. Masalah timbul ketika tingginya semangat untuk berekspresi tak seiring dengan bekal tingginya pengetahuan dan keahlian yang dimiliki. Yakni, ketika kompleksitas politik dianalisa dan dikomentari oleh orang-orang amatiran, fatwa agama dikeluarkan orang-orang yang baru belajar agama, dan seterusnya. Akibatnya, dunia menjadi bising dan gaduh sebagaimana yang kita dapati di media sosial belakangan ini.

Menurut Imam al-Ghazali, perselisihan di dunia ini dipicu oleh ketidasanggupan kaum bodoh untuk berhenti menanggapi hal yang tidak ia pahami dan kuasai dengan baik. Harus diingat pula, manusia senantiasa dalam keterbatasan. Pandai dalam segala hal adalah sesuatu yang mustahil. Misalnya, orang yang mahir soal seni belum tentu ia mahir pula soal ekonomi; orang yang pandai tentang politik, belum tentu pandai pula di bidang agama. Begitu juga sebaliknya. Sehingga, yang dibutuhkan adalah rasa tahu diri akan kapasitas diri sendiri. 

Wallâhu a‘lam.
Readmore → Ketika Orang Bodoh Berbicara

Bolehkah Kita Bersyair?

Ada pembaca yang komen seperti ini:

-----awal kutipan-----
Yang merasa Umat Nabi Muhammad..janganlah bersyair,berpuisi karena Allah tidak Mengajarkan Nabi Muhammad dan Nabi Muhammad juga tidak mengajarkan UMATNYA!!

[Ya Allah, HambaMu watawa shoubil Haqqi watawa shoubil shobr.. ya Allah HambaMu sudah saling mengingatkan dgn HakMU/kebenaran Dan slg mengingatkan dgn keSabaran]

Allah Ta’ala berfirman ;

‎ وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ إِنْ هُوَ إِلا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ , لِيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكَافِرِينَ

Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al-Quran itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan, supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir. (Yaasin: 69-70)

------akhir kutipan------

Komen tersebut muncul karena melihat saya memposting sebuah syair. Kawan tersebut melarang saya membuat syair berdasarkan ayat di atas. Bagaimana duduk perkara sebenarnya? Maksud Surat Yasin ayat 69-70 itu menurut Syekh Wahbah al-Zuhaili dalam tafsir al-Munir adalah:

‎ ليس القرآن شعرا، ولا محمّد ص شاعرا

Al-Qur'an itu bukan syair dan Nabi Muhammad bukan penyair.

Karena ketinggian kandungan sastra al-Qur'an yang memukau, dan para penyair yang tidak sanggup meladeni tantangan membuat yang serupa al-Qur'an, para kaum kafir mengatakan Nabi itu penyair dan sekaligus penyihir. Ayat ini satu diantara ayat-ayat yang membantah ucapan tersebut.

Ayat ini tidak dimaksudkan melarang orang membaca syair atau menulis syair. Tafsir Ibn Katsir menjelaskan sebagai berikut:

‎عَلَى أَنَّ الشِّعْرَ فِيهِ مَا هُوَ مَشْرُوعٌ، وَهُوَ هِجَاءُ الْمُشْرِكِينَ الَّذِي كَانَ يَتَعَاطَاهُ شُعَرَاءُ الْإِسْلَامِ، كَحَسَّانَ بْنِ ثَابِتٍ، وَكَعْبِ بْنِ مَالِكٍ، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ رَوَاحة، وَأَمْثَالِهِمْ وَأَضْرَابِهِمْ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ أَجْمَعِينَ. وَمِنْهُ مَا فِيهِ حِكَمٌ وَمَوَاعِظُ وَآدَابٌ، كَمَا يُوجَدُ فِي شِعْرِ جَمَاعَةٍ مِنَ الْجَاهِلِيَّةِ، وَمِنْهُمْ أُمَيَّةُ بْنُ أَبِي الصَّلْتِ الَّذِي قال فيه النبي الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "آمَنَ شِعْرُهُ وَكَفَرَ قَلْبُهُ". (١) وَقَدْ أَنْشَدَ بَعْضُ الصَّحَابَةِ مِنْهُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِائَةَ بَيْتٍ، يَقُولُ عَقِبَ كُلِّ بَيْتٍ: "هِيهِ". يَعْنِي يَسْتَطْعِمُهُ، فَيَزِيدُهُ مِنْ ذَلِكَ. (٢)
‎وَقَدْ رَوَى أَبُو دَاوُدَ مِنْ حَدِيثِ أُبي بْنِ كَعْبٍ، وبُريدة بْنِ الحُصَيْب (٣) ، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ مِنَ الْبَيَانِ سِحْرًا، وَإِنَّ مِنَ الشِّعْرِ حِكَمًا"

Perlu diketahui bahwa di antara syair itu ada yang disyariatkan, misalnya syair untuk menyerang kaum musyrik seperti yang pernah dilakukan oleh para penyair Islam di masa Nabi Saw. Para tokohnya, antara lain Hassan ibnu Sabit, Ka'b ibnu Malik, Abdullah ibnu Rawwahah, dan lain-lainnya, semoga Allah melimpahkan rida-Nya kepada mereka.

Di antara syair ada yang bersubjekkan hikmah-hikmah, pelajaran-pelajaran, dan etika-etika, seperti yang dijumpai pada syair sejumlah penyair masa Jahiliah yang antara lain Umayyah ibnu Abus Silt yang dinilai oleh Rasulullah Saw. melalui sabdanya:

Syairnya beriman, tetapi hatinya kafir.

Salah seorang sahabat pernah mendendangkan syair sebanyak seratus bait syair untuk Nabi Saw., dan sesudah tiap bait syair beliau Saw. me­ngatakan, "Terus," yakni memintanya agar meneruskan bait-bait syairnya.

Abu Daud telah meriwayatkan melalui hadis Ubay ibnu Ka'b, Buraidah ibnul Khasib, serta Abdullah ibnu Abbas, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

Sesungguhnya di dalam Bayan itu terdapat pengaruh seperti sihir, dan sesungguhnya di antara Syair itu ada yang mengandung hikmah.

Bagaimana dengan hadis Nabi seputar syair ini? ternyata Nabi turut membaca syair mengikuti para sahabatnya saat peperangan. Ini dari Sahih Bukhari:

‎٣٧٩٧ - حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ عُثْمَانَ حَدَّثَنَا شُرَيْحُ بْنُ مَسْلَمَةَ قَالَ حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ يُوسُفَ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ قَالَ سَمِعْتُ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ يُحَدِّثُ قَالَ لَمَّا كَانَ يَوْمُ الْأَحْزَابِ وَخَنْدَقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَيْتُهُ يَنْقُلُ مِنْ تُرَابِ الْخَنْدَقِ حَتَّى وَارَى عَنِّي الْغُبَارُ جِلْدَةَ بَطْنِهِ وَكَانَ كَثِيرَ الشَّعَرِ فَسَمِعْتُهُ يَرْتَجِزُ بِكَلِمَاتِ ابْنِ رَوَاحَةَ وَهُوَ يَنْقُلُ مِنْ التُّرَابِ يَقُولُ اللَّهُمَّ لَوْلَا أَنْتَ مَا اهْتَدَيْنَا وَلَا تَصَدَّقْنَا وَلَا صَلَّيْنَا فَأَنْزِلَنْ سَكِينَةً عَلَيْنَا وَثَبِّتْ الْأَقْدَامَ إِنْ لَاقَيْنَا إِنَّ الْأُلَى قَدْ بَغَوْا عَلَيْنَا وَإِنْ أَرَادُوا فِتْنَةً أَبَيْنَا قَالَ ثُمَّ يَمُدُّ صَوْتَهُ بِآخِرِهَا

3797. Telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Utsman telah menceritakan kepada kami Syuraih bin Maslamah dia berkata, telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Yusuf dia berkata, telah menceritakan kepadaku Ayahku dari Abu Ishaq dia berkata, aku mendengar Al Barra` bin Azib bercerita, dia berkata, "Pada waktu perang Ahzab atau Khandaq, aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat tanah parit, sehingga debu-debu itu menutupi kulit beliau dari (pandangan) ku, saat itu beliau bersenandung dengan bait-bait syair yang pernah diucapkan oleh Ibnu Rawahah, sambil mengangkat tanah beliau bersabda: 'Ya Allah, seandainya bukan karena-Mu, maka kami tidak akan mendapatkan petunjuk, tidak akan bersedekah dan tidak akan melakukan shalat, maka turunkanlah ketenangan kepada kami, serta kokohkan kaki-kaki kami apabila bertemu dengan musuh. Sesungguhnya orang-orang musyrik telah berlaku semena-mena kepada kami, apabila mereka menghendaki fitnah, maka kami menolaknya.' Beliau menyenandungkan itu sambil mengeraskan suara diakhir baitnya.

Ini satu lagi hadis dari Sahih Bukhari dalam sub bab "syair yg dibolehkan dan dimakruhkan". Dalam Hadis ini Nabi mendoakan sahabat yang membaca syair sebelum perang khaibar.

‎٥٦٨٢ - حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي عُبَيْدٍ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الْأَكْوَعِ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى خَيْبَرَ فَسِرْنَا لَيْلًا فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ لِعَامِرِ بْنِ الْأَكْوَعِ أَلَا تُسْمِعُنَا مِنْ هُنَيْهَاتِكَ قَالَ وَكَانَ عَامِرٌ رَجُلًا شَاعِرًا فَنَزَلَ يَحْدُو بِالْقَوْمِ يَقُولُ اللَّهُمَّ لَوْلَا أَنْتَ مَا اهْتَدَيْنَا وَلَا تَصَدَّقْنَا وَلَا صَلَّيْنَا فَاغْفِرْ فِدَاءٌ لَكَ مَا اقْتَفَيْنَا وَثَبِّتْ الْأَقْدَامَ إِنْ لَاقَيْنَا وَأَلْقِيَنْ سَكِينَةً عَلَيْنَا إِنَّا إِذَا صِيحَ بِنَا أَتَيْنَا وَبِالصِّيَاحِ عَوَّلُوا عَلَيْنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ هَذَا السَّائِقُ قَالُوا عَامِرُ بْنُ الْأَكْوَعِ فَقَالَ يَرْحَمُهُ اللَّهُ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ وَجَبَتْ يَا نَبِيَّ اللَّهِ لَوْلَا أَمْتَعْتَنَا بِهِ قَالَ فَأَتَيْنَا خَيْبَرَ فَحَاصَرْنَاهُمْ حَتَّى أَصَابَتْنَا مَخْمَصَةٌ شَدِيدَةٌ ثُمَّ إِنَّ اللَّهَ فَتَحَهَا عَلَيْهِمْ فَلَمَّا أَمْسَى النَّاسُ الْيَوْمَ الَّذِي فُتِحَتْ عَلَيْهِمْ أَوْقَدُوا نِيرَانًا كَثِيرَةً فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا هَذِهِ النِّيرَانُ عَلَى أَيِّ شَيْءٍ تُوقِدُونَ قَالُوا عَلَى لَحْمٍ قَالَ عَلَى أَيِّ لَحْمٍ قَالُوا عَلَى لَحْمِ حُمُرٍ إِنْسِيَّةٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَهْرِقُوهَا وَاكْسِرُوهَا فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوْ نُهَرِيقُهَا وَنَغْسِلُهَا قَالَ أَوْ ذَاكَ فَلَمَّا تَصَافَّ الْقَوْمُ كَانَ سَيْفُ عَامِرٍ فِيهِ قِصَرٌ فَتَنَاوَلَ بِهِ يَهُودِيًّا لِيَضْرِبَهُ وَيَرْجِعُ ذُبَابُ سَيْفِهِ فَأَصَابَ رُكْبَةَ عَامِرٍ فَمَاتَ مِنْهُ فَلَمَّا قَفَلُوا قَالَ سَلَمَةُ رَآنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَاحِبًا فَقَالَ لِي مَا لَكَ فَقُلْتُ فِدًى لَكَ أَبِي وَأُمِّي زَعَمُوا أَنَّ عَامِرًا حَبِطَ عَمَلُهُ قَالَ مَنْ قَالَهُ قُلْتُ قَالَهُ فُلَانٌ وَفُلَانٌ وَفُلَانٌ وَأُسَيْدُ بْنُ الْحُضَيْرِ الْأَنْصَارِيُّ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَذَبَ مَنْ قَالَهُ إِنَّ لَهُ لَأَجْرَيْنِ وَجَمَعَ بَيْنَ إِصْبَعَيْهِ إِنَّهُ لَجَاهِدٌ مُجَاهِدٌ قَلَّ عَرَبِيٌّ نَشَأَ بِهَا مِثْلَهُ

5682. Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Hatim bin Isma'il dari Yazid bin Abu 'Ubaid dari Salamah bin Al Akwa' dia berkata; "Aku pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuju Khaibar, maka kami mengadakan perjalanan di malam hari, seorang anggota pasukan dari suatu Kaum berkata kepada 'Amir bin Al Akwa'; "Tidakkah kamu mau memperdengarkan kepada kami sajak-sajakmu? Salamah berkata; 'Amir memang seorang penyair, kemudian dia turun sambil menghalau unta dan berkata; "Ya Allah, kalau bukan karena (Hidayah-Mu) maka tidaklah kami akan mendapat petunjuk, kami tidak akan bersedekah, dan tidak akan mendirikan shalat. Oleh karena itu, ampunilah kami, sebagai tebusan Engkau atas kesalahan kami. Dan teguhkanlah pendirian kami jika bertemu dengan musuh. Tanamkanlah ketenangan di hati kami, apabila di teriaki kami kan datang. Dan dengan teriakan, mereka kan menangis kepada kami." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Siapakah orang yang menghalau unta sambil bersyair itu?" mereka menjawab; "Amir bin Al Akwa'." Beliau bersabda: "Semoga Allah merahmatinya." Lalu seorang anggota pasukan bertanya; "Betulkah begitu ya Rasulullah?, alangkah baiknya sekiranya anda menyuruhnya supaya menghibur kami terus." Salamah berkata; "Kiranya saat itu kami telah sampai di Khaibar, kemudian kami mengepung penduduknya, sehingga perut kami terasa sangat lapar, kemudian Allah menaklukkan negeri itu atas mereka (kaum Muslimin)." Setelah hari mulai petang di hari penaklukan Khaibar, mereka mulai menyalakan api, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Nyala api apakah itu? Dan untuk apakah mereka menyalakan api?" mereka menjawab; "Untuk memasak daging." Beliau bertanya: "Daging apa?" mereka menjawab; "Daging keledai jinak." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tumpahkanlah dan pecahkanlah." Lantas ada seorang laki-laki berkata; "Wahai Rasulullah, atau tumpahkan kemudian di cuci." Beliau menjawab: "atau seperti itu." Tatkala dua pasukan saling berhadapan, ternyata 'Amir hanya mempunyai pedang pendek. Dengan pedang itu maka ia menikamnya di betis orang Yahudi, tetapi malang baginya, ujung pedang itu terus meluncur hingga berbalik mengenai lutut 'Amir, dan 'Amir pun gugur karenanya." Setelah mereka kembali pulang, Salamah mengatakan; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihatku murung, lalu beliau bersabda kepadaku: "Kenapa denganmu?" Aku menjawab; "Ayah dan ibuku menjadi tebusan anda, orang-orang menganggap pahala 'Amir telah terhapus." Beliau bertanya; "Siapa yang mengatakannya?" jawabku; "Fulan, fulan, fulan dan Usaid bin Hudlair Al Anshari." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dusta orang yang mengatakannya, sesungguhnya dia memperoleh pahala ganda -sambil beliau menggabungkan kedua jemarinya- dialah pejuang sesungguhnya, dan sedikit sekali orang Arab yang pergi berperang seperti dia."

Dalam hadis Sahih Muslim dikatakan bagaimana Rasul meminta Hassan bin Tsabit utk membuat syair membalas syair orang musyrik yang menyerang nabi bahkan nabi mendoakan agar jibril membantu Hassan bin Tsabit

‎٤٥٣٩ - حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَابْنُ أَبِي عُمَرَ كُلُّهُمْ عَنْ سُفْيَانَ قَالَ عَمْرٌو حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ عُمَرَ مَرَّ بِحَسَّانَ وَهُوَ يُنْشِدُ الشِّعْرَ فِي الْمَسْجِدِ فَلَحَظَ إِلَيْهِ فَقَالَ قَدْ كُنْتُ أُنْشِدُ وَفِيهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْكَ ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَى أَبِي هُرَيْرَةَ فَقَالَ أَنْشُدُكَ اللَّهَ أَسَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَجِبْ عَنِّي اللَّهُمَّ أَيِّدْهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ قَالَ اللَّهُمَّ نَعَمْ حَدَّثَنَاه إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَمُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ عَنْ عَبْدِ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ ابْنِ الْمُسَيَّبِ أَنَّ حَسَّانَ قَالَ فِي حَلْقَةٍ فِيهِمْ أَبُو هُرَيْرَةَ أَنْشُدُكَ اللَّهَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَسَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ مِثْلَهُ

4539. Telah menceritakan kepada kami 'Amru An Naqid dan Ishaq bin Ibrahim dan Ibnu Abu 'Umar seluruhnya dari Sufyan dia berkata; 'Amru Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin 'Uyainah dari Az Zuhri dari Sa'id dari Abu Hurairah bahwasanya Umar bin Khaththab pernah berjalan melewati Hassan yang sedang melantunkan sya'ir di Masjid. Lalu Umar menegurnya dengan pandangan mata. Tetapi Hassan berkata; "Dulu saya pernah melantunkan syair di Masjid ini, yang ketika itu ada seseorang yang lebih mulia daripadamu yaitu (Rasulullah)." Kemudian Hassan menoleh kepada Abu Hurairah seraya berkata; "Saya bersumpah kepadamu dengan nama Allah hai Abu Hurairah, pernahkah kamu mendengar Rasulullah berkata kepada saya, Hai Hassan, balaslah sya'ir orang-orang kafir untuk membelaku! Ya Allah ya Tuhanku, dukunglah Hassan dengan Jibril! ' Abu Hurairah menjawab; 'Ya, Saya pernah mendengarnya." Telah menceritakannya kepada kami Ishaq bin Ibrahim dan Muhammad bin Rafi' serta 'Abad bin Humaid dari 'Abdur Razzaq; Telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari Ibnu Al Musayyab bahwa Hassan pernah berkata di sebuah majlis yang di sana ada Abu Hurairah; 'Saya bersumpah kepadamu dengan nama Allah hai Abu Hurairah, pernahkah kamu mendengar Rasulullah….-kemudian dia menyebutkan Hadits yang serupa.-

Jadi, jelaslah kiranya, kita tidak boleh menghukumi suatu perbuatan hanya dengan modal 1-2 terjemahan ayat. Kita lihat kitab Tafsir, terus lihat pula hadis seputar ini, agar kita tidak terburu-buru memberi pernyataan yang dapat mengharamkan sesuatu yang sebenarnya dibolehkan.

Tabik,

Nadirsyah Hosen
Readmore → Bolehkah Kita Bersyair?

Pendiri PRAMUKA Indonesia

Taukah anda siapa pendiri Pramuka Indonesia..??

Beliau adalah seorang HABIB.
Habib Husin Al Muthohar,
Lahir di Semarang pada 5 Agustus 1916

Beliau...

  • Pendiri Gerakan pramuka 
  • Pencipta lagu 17 agustus 
  • Pencipta lagu Syukur, dll
  • Pejuang “Pertempuran Lima Hari” Semarang. 
  • “Sopir” pribadi Bung Karno saat perang
  • Pengawal Bung Karno saat haji
  • Orang yg di percaya Bung Karno utk menyelamatkan Bendera Pusaka saat Belanda melumpuhkan Yogyakarta pada 1948. Dan Muthohar lolos dari pemeriksaan ketat tentara Belanda.
  • Duta Besar RI di Vatikan.
  • Penerima anugerah Bintang Gerilya 
  • Penerima Bintang Mahaputra
  • Dll


Masyarakat luas tak tahu kalau beliau *habib*, karena selama ini hanya disebutkan H.MUTHAHAR.

Meninggal dunia Rabu petang 9 Juni 2004, pukul 16.30, dua bulan menjelang ulang tahunnya yang ke-88.

Beliau dimakamkan sebagai rakyat biasa di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut Jakarta Selatan dengan tata cara Islam.

Semestinya beliau berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata dengan upacara kenegaraan sebagaimana penghargaan yang lazim diberikan kepada para pahlawan. Tetapi, beliau tidak menginginkan itu. Sesuai dengan wasiat beliau.

Lahul Fatihah.....
Readmore → Pendiri PRAMUKA Indonesia

Syair 17 Agustusan

يا رسول الله سلام عليك 
يا رفيع الشأن والدرج 
عطفة يا جيرة العلم 
يا أهيل الجود والكرم

Puji dan syukur kita haturkan
Tuk yang memberi kemerdekaan
Gusti Allah yang menganugerahkan
Tuhan yang Esa jangan lupakan

Sholawat salam untuk paduka
Nabi Muhammad pengayom kita
Keluarga juga sahabatnya
Para pejuang tulus setia

Kemerdekaan itu anugerah
Dari Allah yang maha pemurah
Berkat usaha yang bukan mudah
Taruhan nyawa usir penjajah

Habaib kyai dan juga santri
Pahlawan dan rakyat ini negeri
Bersatu padu hati tak iri
Tulus berjuang tuk NKRI

Proklamasi bangsa Indonesia
Disepakati oleh bersama
Tujuh b'las agustus empat lima
Sembilan Romadhon yang mulia

Marilah kita bersama-sama
Jaga keutuhan Indonesia
Agar selalu damai sentosa
Subur dan makmur terus berjaya

Ingatlah pesan para pahlawan
Bangun jiwanya barulah badan
Jiwa yang kokoh akan bertahan
Tetapi badan tak demikian

Merdeka bukan berarti aman
Negri yang kaya banyak intaian
Mari pejabat kita doakan
Agar hatinya Allah kuatkan

Korupsi itu khianat bangsa
Ingkar janji pun khianat bangsa
Narkoba juga khianat bangsa
Mari kembali ke pancasila

Dasar negara ya pancasila
Mari amalkan, rawat dan jaga
Bila direnungi pancasila
Ajaran islam itu isinya

Wahai ulama, tua dan muda
Didiklah umat sepenuh jiwa
Tuluslah jangan jual agama
Jadilah contoh bagi semua

Wahai para pejabat terhormat
Waspada jangan sampai khianat
Kepada bangsa ataupun rakyat
Nanti Kualat dunia akhirat

Wahai pemuda jangan terbawa
Budaya asing yang berbahaya
Pergaulan bebas dan narkoba
Itu semua merusak bangsa

Wahai para guru dan pendidik
Siswa siswimu aset terbaik
Tuluslah slalu saat mendidik
Agar pelajar berakhlak baik

Allah berjanji rakyat yang bakti
Taqwa dan taat sepenuh hati
Negerinya pasti kan diberkati
Dari langit juga dari bumi

Tetapi bila penduduk negeri
Maksiat dan tak mau mengabdi
Membangkang pada p'rintah ilahi
Azab 'kan datang bertubi-tubi

Semoga Allah memelihara
Indonesia yang kita cinta
Dari niat penjahat durjana
Rakyatnya aman hidup s'jahtera

Sumber : FB Habib Qureish Baharun
Readmore → Syair 17 Agustusan

Kedudukan Guru Dalam Hati Kita

Seperti apakah kedudukan seorang guru di hatimu?

"Dia yang mengajariku seayat ilmu", begitu dikatakan oleh Sayyidina 'Ali ibn Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu, "Sungguh memiliki hak untuk memperbudakku."

"Seseorang bertanya pada Iskandar Al Maqduni, murid Aristun", demikian dikisahkan oleh Imam Ibn Rusyd, "Mengapa kaudoakan gurumu dua kali sedangkan ayahmu hanya sekali?" Dia menjawab, "Karena Ayahku menjadi wasilah bagi kehidupanku di dunia. Sementara Guruku menjadi perantara bagi hidupku di akhirat nanti. Seandainya Ayahku sekaligus menjadi Guruku, pastilah akan kudoakan dia tiga kali."

Betapa mulia dia yang memegang saham keberhasilan kita, tanpa pernah mengambil bagi hasil di dunia. Dia yang meniupkan nafas cintanya, hingga kuncup-kuncup jiwa kita mekar menjadi bunga.

Siapakah sejatinya Guru?

Guru adalah insan yang tak henti belajar, bahkan pada yang jauh lebih muda dan tentang apa yang telah diketahuinya. "Kusimak tiap riwayat ilmu dengan sepenuh hormat", ujar Imam Atha' ibn Abi Rabah, "Meski sebenarnya aku telah menghafalnya, jauh sebelum penyampainya lahir ke dunia. Penghormatannya pada ilmu, menepikan segala rasa bangga.

Guru adalah yang paling bersemangat mendapatkan pemahaman seperti dikatakan Imam Asy Syafi'i, "Aku terhadap ilmu seperti seorang ibu yang mencari anak semata wayangnya yang tersayang dan hilang. Dan ketika menyimak ilmu, sungguh aku berharap bahwa seluruh tubuhku adalah telinga."

Demikianlah sebab guru yang mandeg belajar adalah murid yang paling gagal. Berhenti memburu ilmu adalah cela bagi yang tua dan celaka bagi yang muda.

Dhawuh Ustadz Salim A Fillah
Readmore → Kedudukan Guru Dalam Hati Kita

Keutamaan dan Hikmah Melaksanakan Ibadah Qurban

Banyak sekali keutamaan melaksanakan ibadah qurban berdasarkan hadits kanjeng Nabi Muhammad SAW yang telah kita pelajari, diantaranya :

1. Mendapat ampunan dari Allah

Rasulullah SAW telah bersabda kepada anaknya, Fatimah, ketika beliau ingin menyembelih hewan qurban. ”Fatimah, berdirilah dan saksikan hewan sembelihanmu itu. Sesungguhnya kamu diampuni pada saat awal tetesan darah itu dari dosa-dosa yang kamu lakukan. Dan bacalah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah SWT, Rabb alam semesta" (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi).

2. Meraih keridhaan Allah

Ibnu Juraij meriwayatkan bahwa dulu orang-orang jahiliyah berqurban dengan daging dan darah unta yang dipersembahkan untuk ka’bah (dan patung-patung sesembahan mereka) melihat hal demikian maka para sahabat mengadu kepada Rosulullah seraya berkata, ”Kita lebih berhak dalam berqurban”. 

Dari peristiwa ini turunlah ayat: 

لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقۡوَىٰ مِنكُمۡۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمۡ لِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٣٧ 

'Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS Al Hajj ayat 37)

3. Amalan yang paling dicintai Allah di Hari Raya Idul Adha

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Aisyah R.A, Rasulullah SAW telah bersabda tentang keutamaan orang-orang yang melaksanakan ibadah qurban: “Tidak ada suatu amalan yang paling dicintai Allah dari Bani Adam ketika hari raya Idul Adha selain menyembelih hewan qurban…“ (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim)

4. Hewan qurban sebagai saksi di Hari Kiamat

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda dalam sambungan hadits yang diriwayatkan Aisyah: “Sesungguhnya hewan qurban itu akan datang pada hari kiamat (sebagai saksi) dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sesungguhnya darah hewan qurban telah terletak di suatu tempat di sisi Allah sebelum mengalir di tanah. Karena itu, bahagiakan dirimu dengannya” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim).

Menurut Tirmidzi hadits tersebut hasan, sedangkan hakim berpendapat bahwa isnadnya shahih. Sebagian ulama mengatakan isnadnya lemah. Namun karena hadits tersebut mengandung ajaran tentang keutamaan qurban, hadits tersebut tidak tercela.

5. Mendapatkan pahala yang besar,

Pahala yang amat besar, yakni diumpamakan seperti banyaknya bulu dari binatang yang disembelih, ini merupakan penggambaran saja tentang betapa besarnya pahala itu, hal ini dinyatakan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya: "Pada tiap-tiap lembar bulunya itu kita memperoleh satu kebaikan" (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

6. Bukti kecintaan pada Allah melebihi segalanya

Sudah menjadi rahasia umum bahwa tidak setiap orang yang menjalankan ibadah qurban adalah orang yang berkelimpahan materi. Ada banyak malahan yang berusaha mewujudkan keinginannya untuk berqurban tidak hanya dalam waktu sebentar, ada yang berbulan bulan, bahkan ada yang memakan waktu bertahun tahun. Arisan qurban dan tabungan qurban adalah salah satu bukti nyata besarnya animo ummat Islam untuk membuktikan cintanya kepada Allah dan rosul-Nya.

7. Sarana pendekatan kepada Allah

Qurban berasal dari kata qoruba yang menjadi pembentuk kata qurb (dekat) dan taqorrub (mendekatkan diri). Jadi kurang tepat apabila ada yang menganggap bahwa kata qurban itu sama dengan kata korban dalam bahasa Indonesia. Kata korban dalam bahasa Indonesia berkonotasi negatif, sedang kata qurban dalam bahasa Arab dalam hal ini adalah positif karena mengandung arti mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Salah satu sarana untuk mendekat tersebut adalah dengan cara berqurban. Hal ini sudah menjadi tradisi para Nabi dan disyariatkan mulai Nabi Ibrohim as.

8. Sarana menjalin silaturahim

Dalam aspek sosio kultural, ibadah qurban menempati salah satu sarana efektif untuk menjalin silaturahmi dan hubungan simbiosis mutualisme antara yang mampu dan yang tidak mampu, merekatkan hubungan yang renggang dalam suatu kerjasama muamalah yang bernilai ibadah. Inilah indahnya Islam mengemas metode hubungan antar makhluq dengan kholiq dan sesama makhluq.

9. Sarana pensucian jiwa dan harta

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur'an :


إِنَّ ٱلۡحَسَنَٰتِ يُذۡهِبۡنَ ٱلسَّيِّ‍َٔاتِۚ ذَٰلِكَ ذِكۡرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ ١١٤ 

Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. (QS Hud ayat 114)

Selain mensucikan jiwa, ibadah qurban kita adalah sarana utama untuk pensucian harta kita. Harta dan jiwa yang telah disucikan akan membuat kita sebagai pemiliknya mendapatkan berkah dan bisa mendapatkan kemanfaatn maksimal dari apa yang kita miliki.

10. Salah satu syi'ar agama Islam

Ibadah qurban menjadi salah satu bentuk syi'ar agama kita tercinta. Baik mulai persiapan, pelaksanaan, maupun pembagian hasilnya. 
  • Pada persiapannya diajarkan bagaimana memilih hewan yang sesuai syariat dengan cara yang sangat ber-perikehewanan. Mulai dari umur, jenis hewan maupun kualitas hewannya yang tidak bisa sembarangan
  • Pada pelaksanaannya diajarkan bagaimana memperlakukan hewan sesuai syariat Islam. Ilmu kedokteran modern telah mengakui bahwa dengan diterapkannya syariat Islam pada penyembelihan hewan menyebabkan pada waktu disembelih hewan tidak merasa kesakitan. Pada hewan saja ajaran Islam sangat memperhatikan 'perasaan' mereka, apalagi kepada penganutnya dan sesama manusia.
  • Pada pembagian hasilnya ini menjadi dakwah bil hal, dakwah dengan tindakan langsung sebagai bukti kasih sayang sesama manusia, tidak hanya sesama ummat muslim saja. Bahkan ketika sholat Ied Adha dijalankan, itu memberikan satu informasi bahwa adanya kesetaraan dalam Islam dan memendang Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam setiap tindakan ibadah yang dilakukan.
11. Menjadi tunggangan di hari kiamat kelak selain mendapat pahala yang besar

“Tiada suatu amalan yang dilakukan oleh manusia pada Hari Raya Kurban, yang lebih dicintai Allah selain daripada menyembelih haiwan Kurban. Sesungguhnya hewan kurban itu pada hari kiamat kelak akan datang berserta dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya, dan sesungguhnya sebelum darah kurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima disisi Allah, maka beruntunglah kamu semua dengan (pahala) kurban itu.” (HR.Al-Tarmuzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim),  dalam riwayat lain “Muliakanlah kurban kamu karena ia menjadi tunggangan kamu di titian (shirat) pada hari kiamat.”

12. Sarana memupuk sifat baik dan memupus sifat jelek

Dengan ibadah qurban, kita diharapkan akan memupuk rasa kasih sayang sesama, gemar bersedekah, menambah syukur nikmat, meningkatkan empati sesama, sabar dll. Selain itu juga untuk memupus rasa kikir bin pelit alias medit, sombong, dendam dll.

Wallahu a'lam bishowab
Readmore → Keutamaan dan Hikmah Melaksanakan Ibadah Qurban

Larangan Memotong Kuku dan Mencukur Rambut Bagi Pequrban

Berdasarkan hadits yang diiriwayatkan oleh al Jama’ah kecuali Al Bukhari yaitu dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha,

إِذَا رَأَيْتُمْ هِلاَلَ ذِى الْحِجَّةِ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّىَ فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعْرِهِ وَأَظْفَارِهِ

“Jika kalian telah menyaksikan hilal Dzul Hijah (maksudnya telah memasuki satu Dzulhijah) dan kalian ingin berqurban, maka hendaklah shohibul qurban membiarkan (artinya tidak memotong) rambut dan kukunya.”

Dalam lafazh lainnya,

مَنْ كَانَ لَهُ ذِبْحٌ يَذْبَحُهُ فَإِذَا أُهِلَّ هِلاَلُ ذِى الْحِجَّةِ فَلاَ يَأْخُذَنَّ مِنْ شَعْرِهِ وَلاَ مِنْ أَظْفَارِهِ شَيْئًا حَتَّى يُضَحِّىَ

“Siapa saja yang ingin berqurban dan apabila telah memasuki awal Dzulhijah (1 Dzulhijah), maka janganlah ia memotong rambut dan kukunya sampai ia berqurban.”

Maka hadits ini menunjukkan terlarangnya memotong rambut dan kuku bagi orang yang ingin berqurban setelah memasuki awal bulan Dzulhijah (mulai dari tanggal 1 Dzulhijah).

Hadits pertama menunjukkan perintah untuk tidak memotong (rambut dan kuku). Asal perintah di sini menunjukkan wajibnya hal ini. Kami pun tidak mengetahui ada dalil yang memalingkan dari hukum asal yang wajib ini. Sedangkan riwayat kedua adalah larangan memotong (rambut dan kuku). Asal larangan di sini menunjukkan terlarangnya hal ini, yaitu terlarang memotong (rambut dan kuku). Kami pun tidak mengetahui ada dalil yang memalingkan dari hukum asal yang melarang hal ini.

Secara jelas pula, hadits ini khusus bagi orang yang ingin berqurban. Adapun anggota keluarga yang diikutkan dalam pahala qurban, baik sudah dewasa atau belum, maka mereka tidak terlarang memotong bulu, rambut dan kuku. Meraka (selain yang berniat qurban) dihukumi sebagaimana hukum asal yaitu boleh memotong rambut dan kulit dan kami tidak mengetahui adanya dalil yang memalingkan dari hukum asal ini.

Penjelasan Larangan Memotong Rambut dan Kuku

Para ulama berselisih pendapat mengenai orang yang akan memasuki 10 hari awal Dzulhijah dan berniat untuk berqurban. 

Pendapat Pertama

Sa’id bin Al Musayyib, Robi’ah, Imam Ahmad, Ishaq, Daud dan sebagian murid-murid Imam Asy Syafi’i mengatakan bahwa larangan memotong rambut dan kuku (bagi shohibul qurban) dihukumi haram sampai diadakan penyembelihan qurban pada waktu penyembelihan qurban. Secara zhohir (tekstual), pendapat pertama ini melarang memotong rambut dan kuku bagi shohibul qurban berlaku sampai hewan qurbannya disembelih. Misal, hewan qurbannya akan disembelih pada hari tasyriq pertama (11 Dzulhijah), maka larangan tersebut berlaku sampai tanggal tersebut.

Pendapat pertama yang menyatakan haram mendasarinya pada hadits larangan shohibul qurban 
memotong rambut dan kuku yang telah disebutkan dalam uraian di atas.

Pendapat Kedua

Pendapat ini adalah pendapat Imam Asy Syafi’i dan murid-muridnya. Pendapat kedua ini menyatakan bahwa larangan tersebut adalah makruh yaitu makruh tanzih, dan bukan haram.

Pendapat kedua menyatakannya makruh dan bukan haram berdasarkan hadits ‘Aisyah yang menyatakan bahwa Nabi shallallahu pernah berqurban dan beliau tidak melarang apa yang Allah halalkan hingga beliau menyembelih hadyu (qurbannya di Makkah). Artinya di sini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melakukan sebagaimana orang yang ihrom yang tidak memotong rambut dan kukunya. Ini adalah anggapan dari pendapat kedua. Sehingga hadits di atas dipahami makruh.

Pendapat Ketiga

Yaitu pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Malik dalam salah satu pendapatnya menyatakan tidak makruh sama sekali.

Imam Malik dalam salah satu pendapat menyatakan bahwa larangan ini makruh. Pendapat beliau lainnya mengatakan bahwa hal ini diharamkan dalam qurban yang sifatnya sunnah dan bukan pada qurban yang wajib.

Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pendapat yang lebih kuat adalah pendapat pertama, berdasarkan larangan yang disebutkan dalam hadits di atas dan pendapat ini lebih hati-hati. Pendapat ketiga adalah pendapat yang sangat-sangat lemah karena bertentangan dengan hadits larangan. Sedangkan pendapat yang memakruhkan juga dinilai kurang tepat karena sebenarnya hadits ‘Aisyah hanya memaksudkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan perkara yang sifatnya keseharian yaitu memakai pakaian berjahit dan memakai harum-haruman, yang seperti ini tidak dibolehkan untuk orang yang ihrom. Namun untuk memotong rambut adalah sesuatu yang jarang dilakukan (bukan kebiasaan keseharian) sehingga beliau masih tetap tidak memotong rambutnya ketika hendak berqurban.

Apa yang dimaksud rambut yang tidak boleh dipotong?

Yang dimaksud dengan larangan mencabut kuku dan rambut di sini menurut ulama Syafi’iyah adalah dengan cara memotong, memecahkan atau cara lainnya. Larangan di sini termasuk mencukur habis, memendekkannya, mencabutnya, membakarnya, atau memotongnya dengan bara api. Rambut yang dilarang dipotong tersebut termasuk bulu ketiak, kumis, bulu kemaluan, rambut kepala dan juga rambut yang ada di badan.

Hikmah Larangan

Menurut ulama Syafi’iyah, hikmah larangan di sini adalah agar rambut dan kuku tadi tetap ada hingga qurban disembelih, supaya makin banyak dari anggota tubuh ini terbebas dari api neraka.

Ada pula ulama yang mengatakan bahwa hikmah dari larangan ini adalah agar tasyabbuh (menyerupai) orang yang muhrim (berihrom). Namun hikmah yang satu ini dianggap kurang tepat menurut ulama Syafi’iyah karena orang yang berqurban beda dengan yang muhrim. Orang berqurban masih boleh mendekati istrinya dan masih diperbolehkan menggunakan harum-haruman, pakaian berjahit dan selain itu, berbeda halnya orang yang muhrim.

Kesimpulan

Hendaknya kita lebih mengutamakan cinta kepada Allah dan rosul-Nya ketika menjalankan sesuatu. Karena memotong kuku ataupun rambut bukanlah perkara keseharian, hendaklah para shohibul qurban memotong rambut atau kukunya di akhir bulan Dzulqo’dah dengan niat mengikuti apa yang menjadi sunnah nabi tercinta Muhammad SAW.

Andaipun karena suatu keadaan memaksa shohibul qurban memotong kuku maupun rambutnya misalnya karena suatu operasi, maka hal tersebut tidak mengurangi sahnya qurban yang dilakukan. Kalau bisa ditunda ataupun didahulukan potong kuku maupun rambutnya diluar tanggal 1 Dzulhijjah hingga saat pemotongan, hal tersebut akan lebih mendekatkan pada cinta pada Allah dan rosulnya.

Wallahu a’lam bishowab.

Sumber : https://rumaysho.com/664-larangan-mencukur-rambut-dan-memotong-kuku-bagi-yang-ingin-berqurban.html

Readmore → Larangan Memotong Kuku dan Mencukur Rambut Bagi Pequrban
Back to top