Ucapan Selamat Berkhitan
Bukan lantaran kerjaan brutal
Ujungnya daging harus dipenggal
Di bumi insan makin berjejal
Hingga terjadi sunatan massal
Tersenyum ramah si bapak mantri
Kerja borongan dapat rejeki
Berbondong bondong bocah sekompi
Mesti dipotong ya disunatin
Si bapak mantri bukannya bengis
Meskipun tampak sedikit sadis
Kerinyut hidung bocah meringis
Sedikit tangis anunya diiris
Buyung menginjak masa remaja
Seiring doa ayah dan bunda
Sebagai bekal masa depannya
Agar menjadi anak yang berguna
Hei sunatan massal
Aha aha
Sunatan massal
Aha aha
Ditonton orang berjubal jubal
Banyak tercecer sepatu dan sandal
Hei hari bahagia
Aha aha
Bersuka ria
Aha aha
Ada yang berjoget tari India
Stambul cha-cha dan tari rabana
Hei sunatan massal
Aha aha
Ditonton orang
Sunatan massal berjubal jubal
Banyak tercecer sepatu dan sandal
Alunan lagu yang disuarakan mas Iwan Fals diatas seakan menjadi suatu gambaran betapa khitan telah menjadi suatu hal yang sangat sakral bagi hampir seluruh keluarga muslim yang anaknya dikhitan. Entah khitan massal ataupun khitan mandiri dengan menggunakan jasa mantri, dokter ataupun calak.
Sewaktu saya kecilpun, khitan juga menjadi suatu peristiwa wajib yang menjadi ukuran bagi kejantanan seorang bocah, dalam artian sudah cukup jantankah dia untuk menghadapi upacara khitan tersebut?
Waktu itu saya berkhitan sekira kenaikan kelas dari kelas 4 SD naik ke kelas 5. Satu catatan yang saya ingat jelas kenapa saya baru 'berani' dikhitan pada waktu naik dari kelas 4 ke kelas 5 adalah karena ketakutan saya tentang bagaimana nasib 'potongan' burung saya setelah dikhitan.
Ada tetangga yang bilang ke saya bahwa daging potongan khitan itu akan diberikan kepada kucing liar. Dan nanti apabila kucing tersebut suka dengan rasa 'daging' itu, maka ia akan mencari pemiliknya. Makanya ketika teman-teman sekelas pada waktu kelas 3 sudah berani dikhitan, saya tetap belum berani khitan akibat takut dicari kucing liar. Hehehe.....
Namun dengan semangat 45 dan dengan diiringi keinginan yang luhur ( niru pembukaan UUD 45) maka saya berani dikhitan setelah saya latihan pencak. Tapi bukan persiapan menghadapi kucingnya loh... Hihihihi...
Sekarang yang tetap menjadi perhatian saya adalah ucapan khusus bila kita mendatangi acara khitanan. Sebab setahu saya, ucapan tersebut secara nasional belum ada bahasa resminya. Maksudnya, seperti kalau Idul Fitri kan ucapannya mohon maaf lahir dan batin, kalau ada yang berulang tahun kan ucapannya selamat ulang tahun semoga panjang umur dan lain sebagainya.
Maka meski saya beberapa kali mengisi acara tasyakuran khitan, saya sampai saat ini belum juga menemukan kata yang pas. Setelah mikir ginu dan gitu, dengan mengambil ucapan untuk pengantin baru, selamat menempuh hidup baru, saya mematenkan ucapan khitan dengan ucapan Selamat Mempunyai Bentuk Baru.
Bagaimana saudara?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
kenapa comment bisa masuk yang nggak nyambung sama khitanan?
ReplyDeleteKarena kesibukan di dunia nyata, memang blognya agak lama tidak diupdate. Insya Allah sekarang sudah bisa aktif lagi. Terima kasih infonya.
ReplyDelete