Orang Yang Tidak Akan Ditanyai Munkar dan Nakir di Alam Kubur

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa setiap orang yang meninggal pastinya akan bertemu dan akan ditanyai oleh penanya di alam kubur yaitu malaikat Munkar dan Nakir. Begitu dahsyatnya peristiwa tersebut sehingga dalam ajaran kita sampai disunnahkan melakukan talqin mayit dan beberapa acara ketika kita melepas sang mayit memasuki alam kuburnya.

Diantaranya adalah dengan mengadzani dan mengiqomahinya yang merupakan perlambang bahwa si mayit ini semasa hidupnya adalah bagian dari orang yang selalu memperhatikan waktu sholat sekaligus melaksanakannya.

Belum lagi si mayit tangannya juga disedekapkan sebagai tanda bahwa di dunianya dia melakukan sholat wajib lima waktu sebagai salah satu kewajibannya sebagai seorang muslim. Lalu mayitnya dihadapkan ke arah kiblat, menghadap ke Makkah sebagai lambang bahwa setidaknya di lima waktu dia selalu menghadapkan badannya dari manapun berada untuk menyembah Allah sang penciptanya. 

Ketika langkah orang terakhir yang berada di kuburan sudah meninggalkan kuburan, maka akan datanglah Malaikat Munkar Nakir menanyainya tentang Tuhannya, kitabnya, nabinya, nikmat yang diperolehnya, dan sebagainya. Bila di tahap ini si mayit gagal menjawab dengan benar, maka di akan mendapat siksa kubur hingga kiamat kelak.

Namun ada beberapa golongan yang mendapat keistimewaan tidak mendapat pertanyaan maha dahsyat dari Munkar Nakir tersebut, diantaranya disebutkan Syekh Sa’id bin Muhammad Ba’asyin dalam karyanya Busyrol Karim.

والسؤال لكل مكلف إلا من استثني كالأنبياء والشهداء والصديق والمرابط والمبطون وملازم قراءة تبارك أو حم السجدة كل ليلة والميت بالطاعون أو يوم الجمعة وكذا كل شهيد كما قاله القرطبي. ومن لايسأل في قبره لايعذب فيه. وكل مؤمن يوفق للجواب ولو عاصيا ولو بعد تلجلج.

Artinya, pertanyaan malaikat di kubur, berlaku bagi setiap mukallaf kecuali orang yang dibebaskan. Mereka yang dibebaskan misalnya para nabi, syuhada, siddiq, penjaga di perbatasan daerah musuh, wafat karena sakit perut, orang yang melazimkan bacaan surat “Tabarok” atau “Haa Miiim As-Sajdah” setiap malam, mereka yang mati diserang penyakit sampar, atau mereka yang wafat hari Jum’at. Demikian berlaku bagi orang mati syahid. Demikian disebutkan Al-Qurthubi.


Mati syahid itu sendiri ada 3 golongan yaitu syahid dunia, syahid akherat dan syahid dunia akherat.  Syahid dunia adalah orang yang secara lahir dia ikut berperang, namun niatannya bukan kerana membela agama Allah, harga diri maupun negaranya namun karena harta rampasan perang atau hal lain yang tidak termasuk alasan syariat.

Sedangkan syahid dunia akherat adalah orang yang secara lahir diketahui membela agama Allah, kehormatan diri dan negaranya dan akhirnya menemui ajalnya, maka dia adalah syahid yang sebenarnya. Karena memang niatnya sudah lurus dan akhirnya dia meninggal karena membela niatnya tersebut.

Ada lagi yang termasuk golongan syahid akherat, yaitu golongan orang yang secara lahir tidak terlihat berjihad ataupun berperang, namun mendapat kemuliaan syahid dari Allah karena penyebab kematiannya yaitu orang yang meninggal karena melahirkan, tenggelam, tertimpa bangunan, kebakaran, diasingkan, kezaliman orang lain, sakit perut, wabah, sedang menuntut ilmu dan menanggung rindu kepada seseorang namun ditahannya agar tidak berbuat maksiat. Yang demikian ini diterangkan dalam I'anatut Tholibin juz 2 halaman 108.

Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment

Blog ini bukan untuk debat, saling menjatuhkan, saling mengejek dan berkomentar yang kurang baik. Ini adalah sebagai tambahan pengetahuan dan ajang untuk saling mengerti. Allah yubarik fik

Back to top